Gosah baca, nanti nangis

 Hay, tanpa lo harus tau siapa gue.

Pernah ga si, lo alamin apa yang gue rasain sekarang? Pengen banget di dengar, tanpa dibentak. Pengen dimengerti, tanpa mengemis. Pengen nangis, tapi sambil di peluk. Pertanyaanya, sama siapa?

Hidup gue berat.

Gue dituntut banyak hal. Dimana ga semua hal bisa gue lakuin. Gue manusia biasa, yang mencoba HAHA HIHI sana sini, biar dilihat bahagia. But u never feel what i feel.  

Bahkan bodohnya gue, gue iri liat anak kecil yang ga punya masalah, yang masih bisa lari-larian, kejar-kejaran nyari layangan. Gue udah dewasa, men! Bahkan gue dituntut dewasa sebelum waktunya.

Katanya, yang tahu siapa kita ya diri kita sendiri. Yang bisa paham sama situasi kita ya diri kita sendiri. Tapi kenapa ya gue masih suka maksa orang buat pahami sifat gue?

At least, inilah diri gue dengan segala keburukan dan kejelekan gue. Kelebihan gue adalah gue punya banyak keburukan, dan keburukan gue adalah gue bangga punya kejelekan. HAHA. Gimana? Udah bisa memberikan sedikit asumsi tentang diri gue? Wah, sebentar banget ya. Dengan lo baca setitik keresahan hati gue, lo bisa menilai gue dengan sedetail itu. Ya begitulah manusia.

Okey next kita balik ke tema.

Lo capek ga sih? 

Berusaha memahami sifat orang lain yang justru capek dengan sifat lo. Lo berjuang mati-matian buat memahami dia, buat open mind sama dia, maafin dia berkali-kali but he never feel what u do for him. Justru dia mandang lo sebelah mata, dan ga mencoba buat memahami sifat lo.

Lo hebat ya sampe sekarang masih bertahan.

Dicaci di sana, dimaki di sini.

Dituntut itu, diminta ini.

Dan lo terima dengan lapangan dada, dengan bersahabat dengan air mata.

Jujur aja deh, ga cuma lo kok yang ngerasain. Gue dan mereka juga ngerasain.

Ketika lo pengen cerita, dia malah mengadu nasib seolah-olah dia paling tersakiti.

Ketika lo pengen didengar, dia capek dengerin lo ngeluh terus.

Ketika lo pengen dipeluk, dia sibuk. 

Ketika lo pengen nangis, dia bilang lo cengeng.

Dunia memang tidak seindah itu, men. Lo berbuat baik juga belum tentu bikin orang seneng sama lo. Lo ngelawak juga belum tentu orang lain ketawa. Lo bilang lagi sakit juga orang belum tentu percaya.

Bingung kudu apa?

Orang ceria, bakal nangis. Orang tegar, punya air mata.

Orang cengeng, berhak bahagia. Orang lemah, berhak tertawa.

Percayalah, tak perlu mengemis untuk meminta didengar. Nyatanya ribuan manusia melakukan demo juga bertujuan agar suaranya di dengar. Nyatanya? Dibungkam. 

Nangis aja, manusia juga bisa rapuh kok. Ga perlu merasa jadi orang paling tersakiti, padahal lo satu-satunya alasan orang lain terluka. Banyak-banyakin intropeksi diri deh.

But,

Gausah jadi orang lemah! Ga cuma mental lo aja yang diurus, mental orang lain juga.

Gausah mentingin diri sendiri. Jangan mentang-mentang lo kuat, lo nindas orang yang lemah, begitu pula sebaliknya. Gausah jadi sok lemah! Sakit? Lawan!

Lo mau dingertiin orang? Orang juga mau dingertiin. Timbal balik, men

Lakuin apa aja yang bikin lo ga sakit hati, tapi jangan bikin orang lain sakit.

Lo sedih? Keluar aja, cari angin. Healing, walau pas balik ga jamin hidup lo bakal baik-baik aja. Seenggaknya saat itu hati lo tenang kan?

Jangan lupa puji diri lo sendiri, udah bisa bertahan sampai detik ini. Bahkan gaada satu orang yang peduli saat lo bener-bener butuh orang lain denger cerita lo. Lo dikekang sana sini. Lo dituntut sana sini. AND U WIN. Lo bisa hadapi itu sejauh ini.

Tanpa mengemis, lo bakal nemuin orang baik, yang siap denger keluh kesah lo.


dear manusia,

mengeluh bukan berarti lemah. bukan juga untuk mengadu nasib sesama. itu cara manusia untuk menguatkan hatinya, batin, dan mentalnya. cara orang beda-beda kan? makasih banget buat kalian yang selalu dengerin keluh kesah gue, yang itu-itu aja dan gada jalan keluarnya sampai sekarang. gue akui, gue bisa bertahan sampe sekarang berkat kalian:)


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengenal Sosok Inspiratif Alif Fatullah, Sukses di Usia Muda Mulai Dari Nol

Mt. Andong, Gunung Indah yang Dirindukan Pendaki